Sabtu, 31 Oktober 2015

Keanggotaan ASEAN

KEANGGOTAAN ASEAN 

        Sesuai dengan Deklarasi Bangkok, ASEAN terbuka bagi negara Asia Tenggara yang telah memenuhi syarat bahwa negara tersebut dapat menyetujui dasar-dasar dan tujuan organisasi ASEAN.
Kini, ASEAN beranggotan sepuluh negara. Hampir semua negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara, kecuali Papua Nugini dan Timor Leste. Kesepuluh negara tersebut antara lain :
1. Indonesia
2. Malaysia
3. Singapura
4. Filipina
5. Thailand
6. Brunai Darussalam (bergabung pada 7 Januari 1984)
7. Vietnam (bergabung pada 28 Juli 1995 )
8. Laos
9. Myanmar (bergabung pada 23 Juli 1997)
10. Kamboja (bergabung pada 16 Desember 1998)

        Gedung Sekretariat ASEAN terletak di Jakarta, Indonesia. Sekretariat dipimpin oleh sekretariat jenderal. nama-nama sekretariat jenderal yang penah memimpin sekretariat ASEAN :
1. H.R. Darsono (Indonesia)                           : 7 Juni 1976-18 Februari 1978
2. Umarjaji Notowijoyo (Indonesia)               :19 Februari 1978-30 Juni 1978
3. Datuk Ali bin Abdullah (Malaysia)            :10 Juli 1978-30 Juni 1980
4. Narciso G. Reyes (Filipina)                        : 1 Juli 1980-1 Juli 1982
5. Chan Kai Yau ( Singapura)                         :18 Juli 1982-15 Juli 1984
6. Phan Wannamethee ( Thailand)                  : 16 Juli 1984-15 Juli 1986
7. Roderick Yong (Brunei Darussalam)          :16 Juli 1986-16 Juli 1989
8. Rusli Noor (Indonesia)                                :17 Juli 1989-1Januari 1993
9. Dato Ajid Singh (Malaysia)                        :1 Januari 1993-31 Desember 1997
10. Rodolfo C. Severino Jr. (Filipina)             :1 Januari 1998-31 Desember 2002
11. Ong Ken Yong (Singapura)                       :1 Januari 2003-31 Desember 2007
12. Surin Pitsuwan (Thailand)                         :1 Januari 2008-sekarang
       

Jumat, 30 Oktober 2015

SOSIOLOGI : ''Bentuk Akomodasi''



Bentuk Akomodasi

1.Coercion(koersi), yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Hal ini terjadi disebabkan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali bila dibandingkan dengan pihak lawan.

2.Compromise(kompromi), yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. 
3.Arbitration(arbitrasi), yaitu cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.

4.Mediation(mediasi), yaitu cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga ini hanyalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai yang sifatnya hanya sebagai penasihat. Sehingga pihak ketiga ini tidak mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan-keputusan penyelesaian yang mengikat secara formal.
5.Conciliation(konsiliasi), yaitu suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai persetujuan bersama.
6.Toleration(toleransi), sering juga dinamakan toleran-participation yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. 

7.Statlemate, adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai atau berkonflik karena kekuatannya seimbang kemudian berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan. Dalam istilah lain dikenal dengan “Moratorium” yaitu kedua belah pihak berhenti untuk tidak saling melakukan pertikaian. Namun, moratorium bisa dilakukan antara dua belah pihak yang kurang seimbang kekuatannya.

8.Adjudication(ajudikasi), adalah suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan. Kedelapan bentuk akomodasi diatas bisa dipilih untuk dilakukan dalam menyelesaikan konflik di masyarakat yang sangat beragam.

9. Segregation(Segregasi), yaitu upaya penyelesaian sengketa dengan cara masing-masing pihak saling menghindarikonflik agar tidak berkelanjutan.

10. Elimination(eliminasi), yaitu upaya penyelesaian sengketa karena salah satu pihak bersedia mengalah,meminta maaf atau mengundurkan diri dari persaingan.

MENELADARI RASULULLAH di Madinah


  A. LATAR BELAKANG HIJRAH
 
           Nabi Muhammad SAW merasakan bahwa Mekah tidak lagi sesuai untuk dijadikan pusat dakwah Islam. Beliau bersama Zaid bin Haritsah hijrah ke Thaif untuk berdakwah. Beliau menjumpai pemuka-pemuka Kabilah Tsaqif dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam. Ajaran itu ditolak dengan kasar . Nabi Muhammad diusir, disoraki dan dikejar-kejar sambil dilempari dengan batu. Kemudian Nabi Muhammad berlindung di bawah pohon anggur di Kebun Utba dan Syaiba (Anak Rabia). Walaupun ia terluka dia tetap sabar dan berlapang dada. 
           Hal ini disadari bahwa semua itu merupakan ujian dan konsekuensi yang harus diterima Nabi Muhammad SAW karena ia telah dipilih sebagai Rosul.
           Selain itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT mengalami Isra Mikraj dari Mekah ke Baitul Maqdis di Palestina. kejadian Isra Mikraj terjadi pada malam 17 Rajab tahun ke-11 dari kenabian Rasulullah SAW yang ditempuh dalam waktu satu malam.

Hikmah dari peristiwa Isra Mikraj :
 1. Karunia dan keistimewaan sendiri bagi Nabi SAW
 2. Menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai rosul  Allah
 3.Menjadi ujian tersendiri begi kaum muslimin

B. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAKWAH NABI SAW DI MADINAH  
  1. Nabi SAW mampu mengadakan perjanjian saling membantu antara kaum muslimin dengan orang-orang non muslim
 2. Rasulullah berupaya keras menyatu padukan umat untuk mewujudkan masyarakat Islam di Madinah yang adil dan makmur.
 3. Rasulullah berdakwah dengan sikap dan perilaku lemahlembut, tidak memaksa, mengedepankan perdamaian, melindungi orang-orang yang belum sepaham/mengerti tentang Islam dan selalu bermusyawarah dalam segala urusan
4. Rasulullah menjalankan dakwah dengan sungguh-sungguh sesuai petunjuk Al-Qur’an  
        C. MENELADANI STRATEGI DAKWAH NABI DI MADINAH
     1. Nabi SAW membina masyarakat Islam melalui tali persaudaraan (ukhuwah) antara kaum Muhajirin dan Ansar.
     2. Nabi SAW senantiasa memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam dalam upaya menciptakan suasana tentram dan aman agar masyarakat Islam yang telah terbina itu terpelihara.
    3. Nabi SAW melatakkan dasar-dasar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat.
  
D. HIKMAH SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH
     1. Memberi rasa aman dan tentram serta mempererat ukhuwah islamiyah seperti yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dam Ansar
     2. Menjalin persatuan dan saling menghormati antar agama dengan cara mengadakan perjanjian dan komitmen menepati janji.
     3. Memahami dan memiliki kewajiban agar menjalin hubungan yang baik dengan Allah serta antara manusia dengan manusia
     4. Berpegang teguh kepada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunah Rasulullah
     5. Menumbuhkembangkan tolong-menolong antara yang kuat dengan yang lemah, yang kaya dengan yang miskin, agar umat Islam menjadi satu tubuh yang kuat dan kokoh, tidak dapat dikalahkan musuh yang lain 
    E.SIKAP DAN PERILAKU MUSLIM YANG MENCERMIN DAN DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH
      1. Menghargai keberagamaan. Nabi SAW dengan besikap hormat  
      2. Senantiasa bersikap santu dan berperilaku jujur. Nabi SAW dalam selalu mengedepankan kejujuran dan dalam berdakwah selalu menggunakan kata-kata halus, santun, dan tidak kasar
     3. Senantiasa menjalin persahabatan denagn umat seagama dan menjalin persahabatan antara sesama manusia. 
     4. Senantiasa patuh pada aturan / hukum yang berlaku